Viral dalam Sepekan di Jogja, Klitih Merajalela, Patung Yesus Pakai Ornamen Jawa
"Gereja ini awalnya dibangun sekitar 1920-an, tetapi baru diresmikan pada 1924," kata Ari pada Kamis (14/4).
Dalam pembangunannya keluarga Schmutzer memasukkan unsur budaya Jawa sebagai sebuah enkulturisasi.
"Schmutzer bersaudara sangat suka dengan budaya Jawa. Terbukti dengan peresmian gereja dilaksanakan dengan budaya Jawa, dengan gamelan dan sebagainya," jelasnya.
Kemudian gempa pada 2006 membuat bangunan gereja ikut rusak.
"Lalu dirobohkan dan dibangun gereja baru ini dengan arsitektur Jawa," imbuhnya.
Kenapa dengan arsitektur Jawa, kata Ari, karena umat Ganjuran mayoritas masih menganut budaya Jawa pada masa itu.
Dari segi arsitektur bangunan, kompleks Gereja Ganjuran ini sangat kental dengan kultur Jawa. Berbanding terbalik dengan gereja pada umumnya.
"Patung Maria dan Yesus di sini dibikin dengan pakaian dan ornamen Jawa," katanya.
Berita viral di Jogja dalam sepekan ini didominasi oleh aksi kejahatan jalanan atau klitih yang membuat warga resah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News