Moslem Friendly, Konsep Baru Pariwisata yang Ingin Dikembangkan di Jogja, Apa Artinya?
Konsep wisata semacam itu, menurut dia, justru banyak diminati para wisatawan, khususnya dari negara-negara di Asia seperti Jepang.
"Kadang-kadang mereka malah menanyakan karena itu bukan masalah muslim ya, tetapi lebih ke konsep bagaimana memahami tata cara pelayanan yang menurut mereka cocok," kata dia.
Meski demikian, menurut dia, dalam memasarkan wisata ramah muslim perlu diperjelas bahwa konsep wisata itu tidak dikhususkan bagi wisatawan muslim.
Sejak status PPKM di DIY turun ke level 1, kata dia, para wisman yang berasal dari sejumlah negara mulai berdatangan.
"Jumlahnya berangsur meningkat seiring pelonggaran syarat perjalanan oleh pemerintah," kata dia.
Sebelumnya, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menemui pengurus jaringan wisata Muhammadiyah di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta pada Jumat (1/7) untuk membahas sejumlah hal, antara lain potensi pengembangan wisata halal.
Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menuturkan Muhammadiyah memang memiliki perhatian khusus terhadap wisata halal dengan menjadikan program itu bukan hanya untuk umat Islam saja, melainkan mampu menyejahterakan masyarakat secara umum.
"Bagaimana wisata halal bukan hanya menyangkut umat Islam, tetapi ini jadi kegiatan wisata untuk hajat hidup umum," kata Haedar. (antara/jpnn)
Ada istilah baru dalam pariwisata di Jogja, yaitu moslem friendly. Asita DIY ingin lebih mengembangkan konsep tersebut.
Redaktur & Reporter : Januardi Husin
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News