Pemkab Sleman Cari Solusi Pengelolaan Sampah Setelah Makan Gratis
"Kami akan koordinasi dengan berbagai pihak, bagaimana bisa mengurai persoalan sampah organik pelaksanaan MBG," katanya.
Epiphana mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pengelola dapur SPPG untuk memilah sampah sisa makanan, sisa sampah sayuran dan buah, sampah kardus dan plastik. Semua harus terpisah.
"Jangan sampai sampahnya dijadikan satu. Kalau disatukan, kami sulit untuk memilah. Namun, hasil akhirnya setelah pelaksanaan MBG dalam satu minggu ini," katanya.
Dia mengatakan pihaknya tidak memperkirakan sebelumnya dalam pengolahan sampah organik sisa program MBG.
Padahal, jumlah siswa di Sleman sebanyak 165 ribu untuk kategori PAUD, TK, SD dan SMP. Jumlah tersebut belum termasuk siswa SMA/SMK dan pondok pesantren.
"Ini harus dipecahkan bersama supaya tidak menimbulkan persoalan. Pelaksanaan MBG ini tidak hanya sehari, tetapi lima hari dalam satu minggu," katanya.
Pelaksaan makan gratis di Sleman kemarin ditinjau langsung oleh Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Nasbi.
Peninjauan tersebut berlangsung di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sinduadi Timur dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 Depok Sleman.
Program makan gratis yang kini sedang dijalankan menimbulkan tantangan dalam pengelolaan sampah. Pemkab Sleman sedang cari solusi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News