Sri Sultan HB X Ungkap Penyebab Sulitnya Memberantas Klitih

"Jika kami melakukan sesuatu yang sifatnya pemaksaan, nanti melanggar hukum," kata Ngarsa Dalem.
Berbagai upaya pembinaan, menurut Sultan, telah dilakukan untuk menangani para pelaku klitih, khususnya anak di bawah umur. Namun, selalu menghadapi tantangan di lapangan.
Pada 2021, Pemda DIY juga telah menyusun program pembinaan anak bawah umur yang berhadapan dengan hukum dan berstatus diversi, khususnya terkait dengan kasus kejahatan jalanan.
"Ya, sekarang hal seperti itu dimungkinkan atau tidak? Kami lagi cari cantelan aturannya. Soalnya jika tidak ada cantelannya kan tidak bisa, mau bikin pergub pun enggak bisa," ujar Sultan.
Bagi Sultan, peristiwa kejahatan jalanan di Yogyakarta pada Minggu (3/4) dini hari yang telah menewaskan seorang pelajar harus diproses hukum sekali pun pelakunya anak di bawah umur.
"Menurut saya pelanggaran hukum, bukan klitih. Itu kenakalan anak, tetapi sudah terlalu jauh," ujar Raja Keraton Yogyakarta ini.
Sebelumnya, seorang pelajar di Daerah Istimewa Yogyakarta tewas setelah terkena sabetan benda tajam oleh pelaku kejahatan jalanan di Jalan Gedongkuning, Kota Yogyakarta, Minggu (3/4) dini hari.
Korban sempat dilarikan ke RSUP Hardjolukito oleh petugas Direktorat Sabhara Polda DIY yang sedang berpatroli, tetapi nyawanya tak tertolong.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengungkapkan faktor utama yang membuat aksi klitih sulit diberantas di Yogyakarta.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News