Geliat Pandai Besi Sarjono: Ditempa di Desa, Dicari Dunia

Minggu, 10 April 2022 – 16:30 WIB
Geliat Pandai Besi Sarjono: Ditempa di Desa, Dicari Dunia - JPNN.com Jogja
Sarjono saat membikin cangkul di rumah produksinya di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Foto: M. Sukron Fitriansyah/JPNN.com

"Saya menikah 1986 dan buka usaha roti, tetapi 1998 kena krisis moneter lalu bangkrut. Kemudian, saya menekuni peninggalan simbah-simbah dan termasuk bapak saya," kenang Sarjono saat ditemui JPNN Jogja pada Sabtu (9/4).

Untuk  bisa dibilang mahir seperti sekarang ia mengaku harus mempelajari semua proses tersebut dengan tekun.

"Belajarnya itu lama karena jadi pandai besi itu sulit. Kalau dulu enggak terlalu sulit karena hanya bikin cangkul, bendo dan arit. Sekarang dituntut untuk membuat apa saja yang dibutuhkan dari besi," jelasnya.

Semua yang ia pelajari tersebut bersumber dari para pendahulunya.

Kini, sehari-harinya diisi dengan membuat berbagai peralatan pertanian seperti cangkul, arit, bendo hingga peralatan dapur seperti pisau.

Pandai besi milik Sarjono bukanlah satu-satunya yang masih eksis hingga saat ini.

Tak jauh dari lokasinya, terdapat beberapa pandai besi milik warga sekitar. Terutama di sekitar Pasar Jodog.

"Dahulu, tahun 60-an sampai 80-an di sini adalah sentara usaha kecil. Setelah ada ekspansi peralatan pertanian dari mesin jadi agak berkurang. Sekarang yang bertahan cuma 7-8 rumah usaha pandai besi," ujar dia.

Sarjono mulai meneruskan usaha pandai besi peninggalan para pendahulunya sejak 2000 lalu. Kini, besi yang dia tempat sudah sampai ke luar negeri.
Facebook JPNN.com Jogja Twitter JPNN.com Jogja Pinterest JPNN.com Jogja Linkedin JPNN.com Jogja Flipboard JPNN.com Jogja Line JPNN.com Jogja JPNN.com Jogja

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News