Geliat Pandai Besi Sarjono: Ditempa di Desa, Dicari Dunia

Minggu, 10 April 2022 – 16:30 WIB
Geliat Pandai Besi Sarjono: Ditempa di Desa, Dicari Dunia - JPNN.com Jogja
Sarjono saat membikin cangkul di rumah produksinya di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Foto: M. Sukron Fitriansyah/JPNN.com

Memasuki musim hujan, kata dia, peningkatan pembeli juga terjadi pada cangkul.

"Paling signifikan saat musim kurban. Membuat pisau itu hampir kewalahan saya," cerita Sarjono sembari menunjukan pisau untuk mengiris daging.

Kendati usaha pandai besi ini cukup menjanjikan, dia merasa pesimistis dengan masa depan usaha tersebut.

"Karena pandai besi dari segi fisik itu kotor, fisik harus kuat dan mau tidak mau harus kerja keras," ujarnya.

Selain itu, menurutnya pandai besi bukan sekadar bisa memukul besi, tetapi terdapat teknik dan ketekunan yang harus dimiliki.

"Kalau hanya asal jadi itu mudah. Namun, jika benar-benar mau bikin seperti yang profesional, pandai besi itu sebenarnya sulit," jelasnya.

Dikatakannya bahwa selama 20 tahun menekuni pandai besi, Sarjono baru merasa bisa diakui konsumennya sekitar delapan tahun yang lalu.

"Setelah berproses cukup lama dan menghafal karakter besi, sekarang saya sudah diakui oleh konsumen," pungkasnya. (mcr25/jpnn)

Sarjono mulai meneruskan usaha pandai besi peninggalan para pendahulunya sejak 2000 lalu. Kini, besi yang dia tempat sudah sampai ke luar negeri.

Redaktur : Januardi Husin
Reporter : M. Syukron Fitriansyah

Facebook JPNN.com Jogja Twitter JPNN.com Jogja Pinterest JPNN.com Jogja Linkedin JPNN.com Jogja Flipboard JPNN.com Jogja Line JPNN.com Jogja JPNN.com Jogja

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News