Geliat Pandai Besi Sarjono: Ditempa di Desa, Dicari Dunia
![Geliat Pandai Besi Sarjono: Ditempa di Desa, Dicari Dunia - JPNN.com Jogja](https://cloud.jpnn.com/photo/jatim/news/normal/2022/04/10/sarjono-saat-membikin-cangkul-di-rumah-produksinya-di-kecama-y56k.jpg)
"Jika tidak ada manajemen yang baik bakal repot karena saya harus fokus di operasional pembuatan. Kan barang-barang ini tidak datang sendiri. Ada arang, besi dan macam-macam. Untuk mendukung pembuatan ini banyak komponennya," jelasnya.
Besi-besi ia tempa setiap harinya hingga menjadi berbagai alat. Menurutnya, peralatan yang ia buat memakan waktu yang berbeda-beda.
"Kalau cangkul itu dua jam. Terus pisau bisa setengah jam. Yang paling lama bikin pisau atau parang untuk menyembelih kurban," kata pria yang pernah mengenyam pendidikan ekonomi di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa tersebut.
Pisau khusus untuk menyembelih kurban, lanjutnya, itu harus halus, tajam dan casing-nya juga harus bagus.
Terkait jumlah produksi, Sarjono mengatakan peralatan yang rutin ia bikin adalah peralatan seperti cangkul, parang dan arit. Peralatan selebihnya merupakan pesanan dari pelanggan.
"Jadi, tidak bisa diglobal sehari dapat berapa," sambungnya.
Pada masa-masa tertentu, jumlah pesanan di pandai besi Sarjono bakal naik cukup signifikan.
"Ada kenaikan pembeli saat musim kurban dan libur Idulfitri bagi orang yang mudik ke Jogja dan kembali membawa alat-alat pertanian ke tempatnya, seperti
Banten dan Jakarta Utara," ucapnya.
Sarjono mulai meneruskan usaha pandai besi peninggalan para pendahulunya sejak 2000 lalu. Kini, besi yang dia tempat sudah sampai ke luar negeri.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News