161 Kasus LSD pada Ternak di Sleman, Begini Persebarannya
jogja.jpnn.com, SLEMAN - Peternak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sedang dibuat resah dengan tingginya kasus penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).
Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman mencatat sampai saat ini sudah ditemukan 161 kasus LSD di daerah itu.
Kecamatan Moyudan dan Minggir menjadi daerah dengan kasus terbanyak, yakni masing-masing memiliki 145 kasus dan 132 kasus.
Selanjutnya, di Kecamatan Seyegan dan Mlati masing-masing 112 kasus dan 96 kasus, Kecamatan Ngaglik 48 kasus, Godean dan Gamping di angka yang sama 44 kasus.
Kasus lain terdapat di Kecamatan Tempel sebanyak 55 kasus, Kalasan 52 kasus, Berbah 35 kasus, Cangkringan 34 kasus, Pakem 30 kasus, Turi 10 kasus dan Depok dengan delapan kasus.
Kepala DP3 Sleman Suparmono mengatakan 23 kasus LSD sudah dinyatakan sembuh, sepuluh ternak mati dan sembilan ekor lainnya terpaksa dipotong.
"Sampai saat ini belum dilakukan pembatasan mobilitas ternak yang masuk maupun keluar Sleman. Penutupan pasar hewan juga belum dilakukan," kata dia, Senin (20/3).
Menurut Suparmono, langkah antisipasi yang dilakukan untuk menekan dan mencegah penularan LSD yaitu dengan memperketat pengawasan di pasar hewan yang ada di Sleman.
Kasus LSD pada ternak sedang marak di Kabupaten Sleman. Ada 161 kasus, sepuluh kematian dan sembilan ekor sapi terpaksa dipotong.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News