FIFA Minta Peniadaan Jam Malam, Begini Sikap PSS Sleman
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Sepak bola Indonesia dan dunia saat ini sedang berduka karena tragedi Kanjuruhan yang menelan ratusan korban jiwa pada Sabtu malam (1/10).
Pemerintah Indonesia membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mengusut tuntas kejadian tersebut.
Federasi sepa bola dunia (FIFA) pun turun tangan untuk membantu membenahi persepakbolaan Indonesia.
Salah satu yang diminta oleh FIFA adalah mengevaluasi penyelenggaraan pertandingan pada malam hari karena sangat rentan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Terkait permintaan FIFA itu, PSS Sleman mendukung agar pertandingan sepak bola di akhir pekan digelar paling lambat pukul 17.00 WIB.
"Mendukung penuh keputusan peniadaan jam malam yang direkomendasikan oleh FIFA kepada pemerintah dengan jadwal terakhir pada pukul 17.00 dan dilaksanakan di akhir pekan yaitu Sabtu dan Minggu," demikian bunyi pernyataan sikap PSS Sleman.
Klub berjuluk Super Elang Jawa itu mendukung reformasi dan evaluasi sistem atau regulasi dalam kompetisi Liga Indonesia.
"Mengenai tragedi Kanjuruhan, banyaknya gas air mata yang ditembakkan dan berbagai kesalahan penanganan yang membuat jatuhnya banyak korban membuat PSS meminta pertanggungjawaban pihak yang bersalah atas tragedi ini," tulis PSS Sleman.
PSS Sleman mendukung langkah yang diambil oleh TGIPF agar terus mencari pihak-pihak yang harus bertanggung jawab.
FIFA meminta agar pertandingan sepak bola di Indonesia tidak digelar pada malam hari. Bagaimana sikap PSS Sleman?
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News