Bupati Bantul Bingung, Covid-19 Diumumkan Telah Melandai, Masyarakat Jadi Abai Prokes
"Ini informasi sifatnya terbuka, maka pemerintah juga mengumumkan hari itu nol kasus. Dampaknya masyarakat mengira pandemi selesai sehingga terjadi pengenduran di dalam penerapan prokes," katanya.
Bupati menyayangkan sikap tersebut karena Pemkab Bantul tidak pernah mengatakan bahwa pandemi sudah selesai.
Setiap hari, kata dia, pemerintah daerah juga terus mengajak masyarakat untuk mengetatkan protokol kesehatan.
"Apalagi ada varian Omicron yang sudah menyebar di Jakarta, sementara Jakarta dengan Jogja itu punya hubungan yang erat. Buktinya, transportasi dari Jogja ke Jakarta dan sebaliknya tiap hari ada ribuan orang sehingga kita harus kembali menerapkan prokes secara ketat," katanya.
Bupati mengatakan selain prokes ketat dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas, masyarakat juga harus membentengi diri dengan melakukan vaksin agar bisa melawan paparan Covid-19.
"Sampai hari ini memang belum ada informasi kasus Omicron karena masih dalam proses uji klinis dan sebanyak itu memang belum ada yang dilaporkan varian Omicron. Masih varian lama," katanya.
Data Satgas Covid-19 Bantul menyebutkan bahwa total kasus positif hingga Selasa (25/1) sebanyak 57.459 orang, dengan telah sembuh 55.853 orang, sementara kasus meninggal tercatat 1.569 orang. (Antara/mar3/jpnn)
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengakui bahwa penerapan Prokes yang kendur telah menyebabkan meningkatnya kasus Covid-19. Masyarakat mulai abai prokes.
Redaktur & Reporter : Januardi Husin
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News