Dampak Positif dan Negatif BPI Danantara

Menurut Eddy, yang paling diharapkan adalah kemunculan badan pengelola investasi ini bisa mengantisipasi terjadinya moral hazard karena melalui bentuk holding company yang resmi, pengawasan lebih transparan.
“Dari sisi kontrol dan transparansi itu membaik, tetapi potensi negatifnya adalah dari sisi inefisiensi birokrasi,” ujarnya.
Soal dampak kehadiran Danantara bagi perekonomian nasional, Eddy menilai memang bisa memainkan peranan pada kestabilan keuangan negara di jangka panjang.
Namun, mengenai kepercayaan investor terhadap stabilitas dan keperluan investasi, perlu dikaji lebih jauh oleh pemerintah lembaga riset.
“Mungkin dampaknya untuk jangka pendek hanya berjalan seperti biasa, tetapi jangka panjang kami tidak tahu keefektifannya karena persamaan ekonomi itu saling berkaitan dan cukup kompleks,” jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo mengatakan dana yang dikelola Danantara akan diinvestasikan pada proyek-proyek nasional sebagai bagian dari upaya industri dan hilirisasi.
"Danantara Indonesia bukan sekadar sebuah badan pengelola investasi, melainkan harus menjadi instrumen pembangunan nasional yang akan mengoptimalkan cara kita mengelola kekayaan Indonesia," ujar Presiden Prabowo.
Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani ditunjuk sebagai Group CEO Danantara, beserta Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria sebagai Chief Operating Officer (COO) dan Wakil Presiden Direktur PT Toba Bara Sejahtera (TBS) Energi Utama Tbk (kode emiten: TOBA) Pandu Sjahrir sebagai Chief Investment Officer (CIO). (mar3/jpnn)
Pakar ekonomi UGM menilai kehadiran BPI Danantara bisa berdampak positif dan negatif bagi BUMN.
Redaktur & Reporter : Januardi Husin
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News