Kedelai Mahal, Harga Tempe Tetap, Ukurannya yang Berkurang
![Kedelai Mahal, Harga Tempe Tetap, Ukurannya yang Berkurang - JPNN.com Jogja](https://cloud.jpnn.com/photo/galeri/watermark/2021/06/02/IMG_20210601_175338.jpg)
“Kalau di Yogyakarta saya kira produk tahu dan tempe tetap bisa ditemui dengan mudah karena tidak ada perajin yang mogok untuk memprotes mahalnya harga kedelai,” kata perajin asal Kelurahan Warungboto itu.
Meskipun demikian, ia pun berharap agar pemerintah bisa melakukan intervensi untuk menurunkan harga kedelai sehingga tidak memberatkan produsen dan konsumen.
“Dari informasi yang beredar, harga kedelai dimungkinkan terus naik bisa sampai Rp 15.000 per kilogram pada Mei,” katanya.
Jika harga kedelai terus mengalami kenaikan, dimungkinkan perajin akan mengurangi produksi tempe.
Dalam sehari, Ridloi mengolah sekitar 150 kilogram kedelai menjadi tempe yang dipasarkan di dua pasar besar Kota Yogyakarta, yaitu Giwangan dan Beringharjo.
“Dalam kondisi minyak goreng langka seperti saat ini juga berpengaruh pada penjualan tempe karena biasanya yang membeli dalam jumlah banyak adalah pedagang gorengan. Tetapi banyak pedagang yang libur karena minyak goreng langka. Penjualan tempe berkurang,” katanya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono mengatakan, tidak ada kelangkaan produk tahu dan tempe di pasar tradisional di kota tersebut.
“Tidak ada kelangkaan. Tetapi banyak produk yang ukurannya dikecilkan. Dimungkinkan untuk memastikan agar harga produk tetap,” katanya.
Tingginya harga kedelai saat ini membuat para perajin tempe di Yogyakarta terpaksa mengurangi ukuran produk mereka. Mulai sekarang makan tempe kecil-kecil, nih.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News