Bupati Halim Mengeluh, Semua Sampah Dibuang ke Bantul, Singgung Kabupaten Sleman
jogja.jpnn.com, BANTUL - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama sepekan terakhir dilanda masalah sampah, buntut dari tutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan sejak Sabtu (7/5) lalu.
TPA Piyungan setiap harinya menerima tidak kurang 1.000 ton sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman.
Kota Yogyakarta menghasilkan 350 ton sampah per hari, Kabupaten Bantul 180 ton, dan Kabupaten Sleman 700 ton per hari.
Melihat banyaknya produksi sampah setiap harinya, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mendorong setiap daerah memiliki tempat pembuangan akhir agar tidak semuanya diolah di TPA Piyungan.
Menurut Halim, Kabupaten Sleman harusnya bisa memiliki TPA sendiri karena masih memiliki lahan yang cukup luas.
"Kami mendorong Kabupaten Sleman untuk membuat TPST sendiri karena Sleman lebih luas dari Bantul. Bantul selama ini menjadi tempat buangan sampah dan limbah regional. Tidak hanya sampah, limbah yang dibawa ke IPAL Pendowoharjo Bantul juga dari kota," katanya.
Bupati mengatakan Bantul memiliki program andalan pengelolaan sampah di tingkat desa.
Harapannya, pada 2025 sampah rumah tangga sebagian besar bisa diolah secara mandiri oleh masyarakat.
Bupati Bantul Abdul Halim mengeluh karena semua sampah dibuang ke TPA Piyungan. Dia mendorong Kabupaten Sleman memiliki TPA tersendiri.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News