Video Ulah Suporter Solo Viral, Anggota Dewan: Kok, Polisi Diam Saja?
Lebih lanjut, Fokki mengatakan bahwa video suporter Persis Solo yang beredar luas semestinya menjadi pertimbangan pihak kepolisian dalam mengambil langkah tegas.
"Mereka menyampaikan ujaran kebencian, lalu ada juga unsur perusakan seperti pelemparan warung kopi dan merusak barier di pertigaan Demangan itu," ujarnya.
Ketiga tindakan tersebut, lanjutnya, sudah masuk unsur pidana yang bisa ditindak pihak kepolisian.
"Jadi, kepolisian tidak harus menunggu laporan, langsung bertindak, harus proaktif," tegasnya.
Ia pun mempertanyakan polisi yang menunggu laporan sementara bukti video sudah beredar luas.
"Alasan saya mengatakan polisi tidak presisi ya karena ada ketidakadilan hukum. Ketika kawan-kawan Jogja bereaksi dan ditangakap, sementara kawan-kawan Solo didiamkan saja," jelasnya.
Fokki pun menilai rentetan gesekan suporter di Jogja salah satunya disebabkan ketidaksigapan aparat keamanan.
"Lah, wong itu kan suporter Solo dua kloter. Kloter pertama sekitar 500 orang, kloter kedua sekitar 2 ribuan. Ketika mereka berbondong-bondong dari Solo menuju Magelang dan masuk ke Jogja, mosok ya tidak bisa terdeteksi, kan aneh," ungkapnya.
Anggota Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Antonius Fokki Ardiyanto mengkritik sikap polisi yang hanya diam melihat ulah suporter Solo di Jogja.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News