Angka Prevalensi Stunting DIY Masuk Lima Besar Terendah
![Angka Prevalensi Stunting DIY Masuk Lima Besar Terendah - JPNN.com Jogja](https://cloud.jpnn.com/photo/jogja/news/normal/2022/10/25/ilustrasi-audit-kasus-stunting-di-kabupaten-gunungkidul-foto-k7wt.jpg)
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatatkan prevalensi stunting 16,4 persen.
Angka tersebut menempatkan DIY di lima besar prevalensi stunting terendah di Indonesia.
Prevalensi stunting di DIY bahkan jauh di bawah prevalensi stunting nasional, yaitu 21,6 persen.
Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo mengatakan untuk mempercepat penekanan angka stunting, maka harus dilakukan pencegahan dini.
“Calon pengantin ini kesadarannya harus digalakkan lagi karena saat ini sekitar 20.000 yang menikah pada 2023, yang terdaftar di Simkah ini, yang periksa darah dan sebagainya baru sekitar 4000. Jadi, baru 20,5 persen. Itu yang perlu kami galakkan,” kata Hasto, Kamis (1/2).
Asisten Setda Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat DIY, Sugeng Purwanto menyebut bahwa meskipun stunting relatif terkendali, tetapi masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Menurutnya, elaborasi dengan kebudayaan perlu dilakukan sesuai arahan Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X.
Misalnya adalah pada usia kehamilan empat bulan dilakukan mapati.
Prevalensi stunting di Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat jauh dari angka stunting nasional.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News