Dosen UGM Ajak Peternak Ayam Beralih ke Pakan Fermentasi, Begini Caranya

“Penggunaan aditif pakan atau teknologi fermentasi dapat menjadi salah satu alternatif bagi peternak rakyat untuk mengejar kualitas pakan komersial,” kata Nanung Danar Dono dalam Bincang Desa #35 oleh Desa Apps UGM, Sabtu (19/2).
Fermentasi merupakan proses yang melibatkan mikroba, substrat, dan ketepatan kondisi lingkungan sehingga mampu mengubah berbagai senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang lebih dapat dimanfaatkan.
Suhu, pH, komposisi kimia media, penanaman precursor, proses pencampuran, lama waktu fermentasi, kualitas bahan fermentor merupakan beberapa faktor yang dapat memengaruhi proses dan kualitas hasil fermentasi.
“Manfaat dari teknologi fermentasi pakan selain dapat meningkatkan kualitas nutrisi bahan pakan juga dapat meningkatkan manfaat bahan pakan,” ungkap Nanung.
Contoh peningkatan kualitas nutrisi yang didapat antara lain adalah meningkatnya kandungan protein, menurunnya kadar serat kasar, menurunnya kandungan senyawa anti-nutrisi, dan menurunnya toxin serta meningkatnya kecernaan pakan.
Sedangkan manfaat yang didapatkan yaitu meningkatkan kandungan probiotik dan konsentrasi asam organik, menurunkan pH, dan menurunkan kontaminasi patogen.
Fermentasi pakan yang dapat memperbaiki kinerja pertumbuhan ternak dan meningkatkan ADG (Average Daily Gain) antara lain bakteri Lactobacillus fermentum dan Bacillus subtilis dalam fermentasi gandum, Aspergillus oryzae dalam fermentasi bungkil kedelai, dan Bacillus subtilis BJ-1 dalam fermentasi biji kapuk, serta Bacillus subtilis dan A. oryzae dalam fermentasi rumput laut.
Menurut Nanung, dengan adanya pemahaman mengenai teknologi fermentasi dalam pembuatan pakan akan menjadi alternatif solusi baru yang bermanfaat bagi peternak. (mar3/jpnn)
Bagi peternak ayam, pakan masih menjadi momok karena menggerus 60 persen dari total baya produksi. Dosen UGM ini punya solusinya.
Redaktur & Reporter : Januardi
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News