Klitih Dijelaskan dari Sisi Psikologi, Sekarang Jadi Paham Penyebabnya

Dikatakannya, jika seseorang kekurangan kebutuhan dasar itu, yang bersangkutan akan menginginkan sesuatu yang lebih besar, yaitu kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan memiliki, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri.

"Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut di atas melibatkan peran orang tua terutama di fase perkembangan mulai dari fase bayi, anak dan remaja," jelasnya. 

Ketika orang tua mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut di fase awal perkembangan individu, yang bersangkutan kemungkinan besar mencapai kebutuhan-kebutuhan di tingkat selanjutnya dengan baik tanpa kendala berarti.

"Pada anak yang tidak terpenuhi atau tidak terpuaskan salah satu atau berbagai kebutuhan, akan menimbulkan kekecewaan, tidak tenang, tidak mau tahu hal di sekitar, tidak terlibat dalam kehidupan dan semangat hidup kurang. Hal-hal inilah yang dikenal sebagai frustasi," jelas dosen di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) tersebut.

Frustasi sendiri, katanya, mengakibatkan agresi yang mungkin diarahkan kepada orang lain yang telah menyebabkan frustasi atau pada pengganti seperti orang lain yang tidak tahu apa-apa atau bahkan kepada diri sendiri berupa self harm.

Selain itu, ada pula faktor konflik yang sama seperti frustasi, yaitu pengalaman individual dan selalu menimbulkan tegangan emosi.

"Individu yang terbiasa melakukan adaptasi tehadap masalah dengan baik karena diajarkan dan dibiasakan sejak kecil melalui pola asuh dan modelling dari orang tua, akan terbentuk pribadi yang mampu menyesuaikan diri juga dengan berbagai masalah yang dihadapi," imbuhnya. 

Akan tetapi, jika individu tidak belajar beradaptasi di fase awal perkembangannya, akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh perasaan tegang, tertekan dan penuh kegelisahan.