Bahaya Mengintai di Balik 'Berkah' TPA Piyungan
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Bau tak sedap sesaat menyengat hidung. Bau tak mengenakan terebut berasal dari tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Piyungan.
Tampak beberapa truk pembawa sampah lalu lalang menuju TPA Piyungan di tengah teriknya mentari siang itu.
Di sekitar lokasi TPA Piyungan, berdiri sejumlah rumah warga Dusun Ngablak, Kelurahan Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul.
Bagi warga sekitar, bau tak sedap dari tumpukan sampah yang menggunung tersebut sudah dirasakan bertahun-tahun lamanya.
Sobirin, salah seorang warga sekaligus Ketua RT 3 Dusun Ngablak yang rumahnya hanya berjarak sekitar 20 meter dari TPA Piyungan itu sudah bermukim sejak 2007.
Sobirin yang berasal dari Pemalang, Jawa Tengah bercerita bahwa dahulunya lokasi TPA Piyungan tersebut masih begitu asri.
"Waktu saya ke sini pembuangan itu belum seperti ini ya. Masih ada dataran tinggi dan lahan kosong. Jadi, sampah itu masih di bawah," kata Sobirin pada Kamis (12/5).
Waktu begitu cepat berlalu. Kini, sampah menjulang tinggi bak gunung di sekitar permukiman warga.
Warga sekitar TPA Regional Piyungan menganggap sampah sebagai berkah. Tak sedikit pula yang menganggap keberadaan TPA tersebut sebagai masalah. Simak ceritanya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News