Bahaya Mengintai di Balik 'Berkah' TPA Piyungan
![Bahaya Mengintai di Balik 'Berkah' TPA Piyungan - JPNN.com Jogja](https://cloud.jpnn.com/photo/jatim/news/normal/2022/06/28/sejumlah-warga-memblokade-jalan-masuk-ke-tpa-piyungan-foto-z-v340.jpg)
Menurut Sobirin, dalam sehari penambahan tinggi sampah itu begitu luar biasa.
Akibat sampah yang diangkut dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul tersebut, Sobirin mengatakan selain bau dan debu, warga juga mendapat masalah pada saluran air.
"Jadi, air di sini itu air sumur, paling hanya bia untuk kebutuhan mencuci dan mandi. Kalau untuk dikonsumsi memang sudah tidak bisa," ujarnya.
Untuk memenuhi kebutuhan air minum dan memasak sebanyak 52 KK tersebut hanya mengandalkan bantuan air PAM.
Sobirin menyebut dahulunya di atas limbah terdapat sumber mata air terus mengalir untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga warga sekitar.
"Sekarang bagaimana? Enggak ada air bersih di sini. Dahulu sebelum adanya sampah kata bapak saya itu di sekitar rumah ini buat menanam padi. Sekarang sudah tidak bisa," keluhnya.
Terkait keberadaan TPA Piyungan dan sekelumit masalahnya bukan sekali ini saja terjadi polemik antarwarga dan pemerintah daerah.
Puncaknya adalah ketika warga menutup paksa akses jalan menuju TPA Piyungan karena dianggap berdampak buruk pada lingkungan sekitar.
Warga sekitar TPA Regional Piyungan menganggap sampah sebagai berkah. Tak sedikit pula yang menganggap keberadaan TPA tersebut sebagai masalah. Simak ceritanya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News