Bahaya Mengintai di Balik 'Berkah' TPA Piyungan
Sobirin juga menegaskan bahwa warganya selama ini tidak berdatangan ke sekitar TPA Piyungan karena keberadaan lokasi pembuangan sampah tersebut.
Ia mengaku sempat mendengar pembicaraan yang mengatakan bahwa keberadaan TPA Piyungan membuat orang-orang mendekat ke lokasi pembuangan untuk mencari penghasilan.
"Kami yang memang warga asli ya dahulu memang di sini. Itu kan ada yang statment bilang salah siapa malah menedekati sampah. Bukan mendekati, justru sampah yang mendekati kami gitu loh," kata Sobirin.
Perkampungan kami, lanjutnya, dahulunya berada di lokasi tumpukan sampah tersebut.
Kemudian tanahnya dibeli oleh pemerintah untuk pembuangan sampah. Pada akhirnya pemiliknya pun pindah.
"Jadi, sampah yang datang ke permukiman kami. Bukan kami yang datang mendekati areal TPA Piyungan. Banyak itu yang menyalahkan kami seperti itu," jelasnya.
Sejatinya, keberadaan TPA Piyungan tidak serta merta ditolak oleh warga Dusun Ngablak.
Bahkan, mayoritas warga menggantungkan hidupnya dari berton-ton sampah yang masuk di permukiman mereka.
Warga sekitar TPA Regional Piyungan menganggap sampah sebagai berkah. Tak sedikit pula yang menganggap keberadaan TPA tersebut sebagai masalah. Simak ceritanya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News