Cara Membuat Syal Kekinian dengan Teknik Ecoprint ala Mahasiswa UNY
Warga Banguntapan Bantul itu menjelaskan alat dan bahan yang diperlukan adalah kain santung, trash bag, berbagai macam daun seperti daun kenikir, daun jati atau daun kersen, sodium asetat, bahan pewarna alam berupa kayu secang, air, ember, tali rafia, panci pengukus dan kompor.
Kemudian, tak lupa pula bahan pengunci warna yaitu tawas dan tunjung.
Adapun kain yang digunakan perlu ditreatment lebih dahulu agar dapat menerima zat warna dengan baik melalui proses mordanting serta pewarnaan alami dengan secang.
"Cara membuat ecoprint-nya, pertama bentangkan kain yang sudah di-treatment di atas trash bag. Tempelkan dedaunan dengan membentuk pola pada kain dan diusahakan daun tidak keluar dari kain," jelasnya.
Kemudian tutup kain yang telah diberi dedaunan dengan trash bag sehingga semua permukaan kain tidak terlihat, lalu gulung kain tersebut.
"Upayakan permukaan kain rata dan ditarik agar kencang sehingga pencetakan dedaunan akan utuh sempurna," katanya.
Langkah selanjutnya, gulungan kain lalu diikat dengan rafia kemudian masukkan panci untuk dikukus selama 2 jam.
Setelah dikeringkan, maka kain difiksasi dengan merendamnya pada air tawas atau air tunjung dengan perbandingan 1 liter air hangat dengan 14 gram bahan pengunci.
Dengan teknik ecoprint bisa menghasilkan beragam motif kain syal yang kekinian. Simak cara pembuatannya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News