Dugaan UNY Paksa Dosen Lanjut S3 di Kampus Sendiri, Rektor Buka Suara
jogja.jpnn.com, ACEH BARAT DAYA - Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) jadi bahan perbincangan di media sosial terkait dugaan mewajibkan dosen-dosennya untuk melanjutkan studi di kampus tersebut.
Dalam narasi di manfess media sosial X, pihak kampus UNY disebut mewajibkan dosen-dosennya untuk mendaftar studi S3 di kampus tersebut, kecuali yang memiliki alasan kuat, seperti diterima di kampus luar negeri atau sedang hamil.
Kesepakatan tersebut tidak berlaku bagi dosen yang kesulitan ekonomi karena UNY bersedia memberikan keringanan.
Kemudian, dosen yang tidak mendaftar juga disebut bakal dipersulit dengan dibebankan tugas berat.
Bahkan dosen yang menolak bakal mendapat ancaman dari fakultas.
Dalam selebaran kronologi yang diterima redaksi, disebutkan bahwa dosen yang menolak berkuliah di UNY akan dipindahtugaskan, dipersulit untuk kariernya, hingga digugurkan status pegawainya apabila tidak melakukan pendaftaran di gelombang khusus yang telah diberikan dengan alasan apa pun.
Merespons itu tersebut, Rektor UNY Sumaryanto menyangkal adanya paksaan untuk melanjutkan S3 di kampus yang ia pimpin.
"Tidak benar. Boleh di luar UNY. Bahkan belum bersedia lanjut studi S3 pun boleh asal punya alasan yang bisa dipertanggungjawabkan," kata Sumaryanto, Sabtu (10/8).
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sumaryanto buka suara terkait dugaan paksaan dan intimidasi kepada dosen.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News