Kelompok Petani Garam di Gunungkidul Menyerah, Hasil Tak Menutupi Biaya Produksi

Rabu, 03 Agustus 2022 – 11:40 WIB
Kelompok Petani Garam di Gunungkidul Menyerah, Hasil Tak Menutupi Biaya Produksi - JPNN.com Jogja
Tempat penambakan garam di Pantai Dadapayam Gunungkidul. Foto: Antara

Menurut dia, tempat pengolahan garam itu sudah tak terurus sejak tahu lalu, bermula sejak tim dari Dinas Kelautan dan Perikanan DIY menyebut garam hasil produksi tidak memenuhi standar kesehatan.

"Setelah itu BUMKal masih tahap analisa, apalagi tunelnya sekarang rusak semua," ujarnya.

Tim ahli itu menyurvei masing-masing lokasi apa yang menjadi kendala karena sepanjang pantai selatan DIY yang terdapat pengelolaan garam terdapat kendala.

"Kendalanya karena kami hanya mengandalkan dari hasil jual garam. Itu kan belum bisa memasuki pasar karena di standar kesehatan kami tidak lolos," katanya.

Hal itu membuat garam hasil produksi di Pantai Dadapayam hanya mampu dijual ke petani dan peternak dengan harga yang sangat rendah. Bahkan, sebagian garam ada yang tidak diperjualbelikan.

"Hasil garam hanya bisa dijual ke petani dan peternak dengan harga Rp 1.000 per kilogram. Sedangkan anggota kelompok kemarin 40 orang," kata dia.

Persoalan tersebut membuat kelompok pembuat garam di Pantai Dadapayam menyerah. Mengingat hasil penjualan garam harus dibagi kepada 40 orang.

"Kelompok menyerah karena tidak ada dana untuk bekerja. Misalnya per kilogram Rp 1.000 dan ada satu kuintal, hanya dapat Rp 100 ribu dan harus dibagi 40 orang. Mereka menyerah dan dikembalikan ke Pemerintah Kalurahan Kanigoro pada 2021," katanya. (antara/jpnn)

Kelompok petani garam Dadap Makmur di Pantai Dadapayam, Gunungkidul memilih untuk berhenti beroperasi karena hasil yang diperoleh sangat kecil.

Redaktur & Reporter : Januardi Husin

Facebook JPNN.com Jogja Twitter JPNN.com Jogja Pinterest JPNN.com Jogja Linkedin JPNN.com Jogja Flipboard JPNN.com Jogja Line JPNN.com Jogja JPNN.com Jogja

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News