Akan Ada Klinik Bank Sampah di Yogyakarta, Apa Tugasnya?
![Akan Ada Klinik Bank Sampah di Yogyakarta, Apa Tugasnya? - JPNN.com Jogja](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2021/10/13/ilustrasi-kegiatan-bank-sampah-foto-dok-website-klhk-hazp2-7voy.jpg)
“Bank sampah yang baru terbentuk biasanya membutuhkan lebih banyak pendampingan agar selalu aktif, memiliki kegiatan rutin dan bisa berkembang dengan lebih banyak nasabah,” katanya.
Sebuah bank sampah dikategorikan dalam kondisi sehat apabila memiliki setidaknya lebih dari 40 nasabah aktif, memiliki kegiatan rutin seperti menyetorkan sampah setiap dua pekan sekali atau sesuai periode waktu yang disepakati bersama.
“Sedangkan bank sampah yang baru terbentuk biasanya mengalami kesulitan untuk memiliki kegiatan rutin, nasabahnya juga masih sepuluh atau 20 orang,” katanya.
Haryoko mengatakan makin banyak nasabah di sebuah bank sampah akan mampu memberikan lebih banyak kontribusi pada pengurangan sampah di lingkungan tersebut.
Hanya saja, lanjut dia, sebagian besar bank sampah yang terbentuk di Kota Yogyakarta baru mengelola sampah anorganik.
“Padahal, pengelolaan sampah organik juga penting dilakukan karena sebagian besar volume sampah yang dihasilkan Kota Yogyakarta adalah sampah organik,” katanya.
Oleh karenanya, salah satu strategi yang akan diterapkan untuk memaksimalkan pengelolaan sampah organik adalah dengan membuat biopori di masing-masing rumah nasabah bank sampah.
“Biopori menjadi salah satu upaya yang mudah dilakukan dan tidak hanya memberikan manfaat untuk pengurangan sampah organik, tetapi juga membantu konservasi air tanah,” katanya.
Pemkot Yogyakarta akan membentuk Klinik Bank Sampah untuk membantu menyelesaikan masalah sampah. Apa saja tugasnya?
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News