Di Sleman Muncul Sapi dengan Penyakit LSD, Apa Itu?
![Di Sleman Muncul Sapi dengan Penyakit LSD, Apa Itu? - JPNN.com Jogja](https://cloud.jpnn.com/photo/jatim/news/normal/2022/06/04/dampak-pmk-harga-sapi-di-bantul-justru-melonjak-foto-antara-xycy.jpg)
Sampai saat ini penyakit LSD hanya menyerang ternak sapi dan kerbau yang sering dihubungkan dengan wabah penyakit cacar pada ternak domba (Sheep pox).
"Tanda-tanda klinis yang ditunjukkan antara lain, timbulnya benjol-benjol pada kulit sekitar leher dan dapat menyebar ke seluruh tubuh. Benjolan tersebut menimbulkan gatal-gatal dan membuat sapi gelisah, kurang nafsu makan dan suhu badan meningkat (demam), dengan masa inkubasi 28 hari," kata Suparmono.
Menurut dia, penyebaran LSD dapat terjadi karena kontak langsung hewan yang sakit atau lewat makanan dan minuman yang tercemar penyakit.
Diyakini bahwa kondisi penyebaran penyakit diperparah dengan hadirnya transmisi dari vektor pembawa penyakit seperti nyamuk (Culicoides), lalat (Stomoxys sp), dan caplak (Riphicephalus sp).
"LSD ini tidak menular kepada manusia. Virus penyebab LSD dapat ditemukan pada darah hewan terkena dalam kurun waktu tiga minggu setelah terinfeksi bahkan juga dapat ditemui pada semen hewan jantan enam minggu setelah terinfeksi," katanya.
Pada kasus LSD di lapangan walaupun tingkat kematian atau mortalitas di bawah 10 persen, tetapi sering dilaporkan tingkat kesakitan atau morbiditas dapat mencapai 45 persen.
"Dampak yang ditimbulkan LSD adalah penurunan produksi susu yang signifikan, penurunan berat badan, infertilitas, sterilitas pada sapi pejantan bibit, keguguran dan kerusakan kulit permanen sehingga menyebabkan kerugian ekonomi yang besar," katanya. (antara/jpnn)
Dinas Peternakan Sleman menemukan kasus sapi terjangkit penyakit LSD. Bagaimana gejalanya?
Redaktur & Reporter : Januardi Husin
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News