Selain Kekeringan, Ada Yang Patut Diwaspadai Saat Musim Kemarau

jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Sebagian wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sudah mulai memasuki musim kemarau. Puncak musim kemarau di Jogja diperkirakan terjadi pada Juli hingga Agustus 2023.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau di Jogja tahun ini bersifat kering sehingga beberapa wilayah akan krisis air bersih.

Namun, selain bencana kekeringan, ada peristiwa yang patut diwaspadai saat musim kemarau, yaitu kebakaran hutan dan lahan.

Komandan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Bantul Aka Luk Luk Firmansyah mengatakan kerawanan tinggi terhadap kejadian kebakaran lahan dan hutan di wilayah Bantul berpotensi terjadi di sejumlah kecamatan, di antaranya sebagian wilayah Piyungan, Imogiri, Dlingo dan Pundong.

"Kami siap untuk mengantisipasinya bersama dengan forum pengurangan resiko bencana (FPRB), kemudian sukarelawan pemadam kebakaran atau sukarelawan komunitas lainnya," katanya, Sabtu (29/4).

Meski demikian, kata dia, diharapkan masyarakat di seluruh wilayah Bantul dapat berperan mencegah kebakaran lahan dan hutan dengan mengurangi aktivitas yang berisiko menimbulkan kebakaran, seperti membakar sampah yang kemudian ditinggal pergi.

"Jadi, membakar sampah di wilayah perkarangan, wilayah kering sebisa mungkin dihindari agar tidak menimbulkan kebakaran lahan atau hutan pada musim kemarau tahun ini," katanya.

Dia menyebut berdasarkan data yang dihimpun BPBD Bantul, kejadian kebakaran di wilayah Bantul selama 2023 tercatat sebanyak 34 kejadian, 13 kejadian di antaranya dengan objek rumah, sementara sisanya ada lahan, pohon, kebocoran gas dan sebagainya. (antara/jpnn)