Musim Kemarau Masih Lama, Desember Baru Mulai Hujan
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya masih berada dalam status musim kemarau yang bisa menyebabkan kekeringan hingga krisis air bersih.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa musim kemarau di Jogja masih akan berlangsung sampai November 2023.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul Antoni Hutagaol mengatakan status siaga kekeringan di Bantul diperpanjang hingga 30 November, dari sebelumnya berakhir 4 September 2023.
"Kami kemarin rapat di DIY. BMKG menyatakan awal Desember baru mulai hujan, tetapi tidak berarti intensitas hujan tinggi. Diprediksi bisa Januari. Jadi, Desember nanti situasi masih kering, masih kemarau," katanya.
Dengan diperpanjanganya status siaga darurat kekeringan, distribusi air bersih ke beberapa wilayah terdampak masih akan terus dilakukan.
BPBD Bantul bersama Palang Merah Indonesia dan Dinas Sosial Tagana telah menyalurkan air bersih sebanyak 1,3 juta liter.
"Distribusi air bersih Kabupaten Bantul dimulai sejak 1 Juli sampai 11 September 2023. Ini masih berlanjut, hampir setiap hari," kata Komandan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Bantul Aka Luk Luk Firmansyah.
Dia menyebut sebanyak 1.370.000 atau 1,3 juta liter air itu didistribusikan ke lokasi kekeringan di tujuh kecamatan, meliputi 11 kelurahan dan 18 pedukuhan. Sedangkan jumlah keluarga yang terdampak kekeringan yaitu sebanyak 3.493 keluarga (KK) atau 13.814 jiwa.
Bantuan air bersih itu 1,3 juta liter atau setara 274 tangki tersebut, kata dia, disalurkan melalui tiga instansi terkait, yaitu BPBD Bantul sebanyak 79 tangki air, kemudian PMI Bantul sebanyak 113 tangki, dan Dinsos Tagana Bantul sebanyak 82 tangki.
BMKG memprediksi bahwa musim kemarau di Jogja masih akan berlangsung hingga November 2023. Hujan baru akan turun pada Desember.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News