Menikah pada Bulan Syawal Membawa Sial? Simak Penjelasannya

Rabu, 04 Mei 2022 – 12:15 WIB
Menikah pada Bulan Syawal Membawa Sial? Simak Penjelasannya - JPNN.com Jogja
Empat calon pengantin menikah bareng di Bantul. Foto: Antara

jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Beberapa masyarakat di Indonesia memiliki kepercayaan untuk menyelenggarakan pernikahan pada waktu-waktu tertentu. 

Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh keberkahan serta menjauhkan diri dari kesialan pada momen penting itu.

Khusus di bulan Syawal, sering dijumpai masyarakat yang melaksanakan pernikahan.

Sedangkan bagi masyarakat Arab, mereka enggan melakukan pernikahan di bulan Syawal karena dianggap membawa sial.

Dilansir dari NU Online, kepercayaan masyarakat Arab itu tidak memiliki dasar karena merupakan peninggalan masyarakat Jahiliyah. 

Kepercayaan tersebut juga ditepis dengan pernikahan Nabi Muhammad saw dengan Siti Aisyah pada bulan Syawal sekaligus menjadi pedoman hingga saat ini.

Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa, “Dari Sayyidah ‘Aisyah radliyallâhu ‘anha berkata, ‘Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menikahiku di bulan Syawal, dan mulai mencampuriku juga di bulan Syawal, maka istri beliau manakah yang kiranya lebih mendapat perhatian besar di sisinya daripada aku?’ Salah seorang perawi berkata, ‘Dan Aisyah merasa senang jika para wanita menikah di bulan Syawal'." [HR. Muslim dan at-Tirmidzi].

Kemudian, Imam Nawawi mengatakan bahwa hadis tersebut menjadi dasar anjuran menikah dan melakukan hubungan suami istri pada bulan Syawal. 

Bagi sebagian masyarakat Arab pernikahan di bulan Syawal dianggap membawa sial. Benarkah demikian? Berikut penjelasannya.
Facebook JPNN.com Jogja Twitter JPNN.com Jogja Pinterest JPNN.com Jogja Linkedin JPNN.com Jogja Flipboard JPNN.com Jogja Line JPNN.com Jogja JPNN.com Jogja

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News