Fenomena ABG Nyetrik di Sudirman, Sosiolog Pertanyakan Ruang Publik

"Kalau bicara fasyen itu kan bicara kelas atas, bukan subkultur. Sekarang tidak ada lagi fasyen untuk kalangan kelas menengah ke atas," kata dia.
Kalangan bawah pun, lanjutnya, bisa menciptakan identitas sendiri dengan fasyennya.
Aktivitas remaja SCBD yang menjadi perbincangan tersebut menurut Puji memiliki dampak positif.
Ia menyebut aksi remaja tersebut sebagai aktulisasi dan ekspresi diri.
Akan tetapi, Puji tak menampik adanya dampak negatif dari kegiatan tersebut.
Keberadaan komunitas remaja di ruang publik tersebut dianggap menganggu pengguna jalan lain.
Selain itu, kaitannya dengan fasyen ini dikhawatirkan remaja tersebut terlalu bebas berekspresi.
"Jangan-jangan nanti ada yang jalan di catwalk hanya menggunakan bikini karena tidak diatur," jelasnya.
Sosiolog Universitas Widya Mataram menyebut bahwa fenomena ABG Citayam Fashion Week bisa jadi karena minimnya ruang publik.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News