Catur Sagotra Menyatukan Kembali 4 Dinasti Mataram Islam
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Gebernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X membuka pergelaran Catur Sagotra pada Jumat (22/7).
Catur Sagotra merupakan anjangsana tahunan antara empat Dinasti Mataram Islam sebagai ajang penguatan silaturahmi dan pelestarian budaya.
Keempat Dinasti Mataram Islam tersebut adalah Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Keraton Kasunanan Surakarta, Pura Pakualaman dan Pura Mangkunegaran.
Menurut Ngarsa Dalem, Catur Sagotra merupakan refleksi adiluhung peradaban Mataram Islam.
“Membahagiakan karena gelar seni Catur Sagotra ini selain wahana berbagi estetika tari, sejatinya juga upaya meresapi ajaran etika kehidupan. Di mana dimensi etika itu, kini memang diperlukan sebagai kaidah penuntun dalam tumapak ing zaman anyar sekaligus sebagai etos mempertahankan jati diri,” kata Sri Sultan.
Menurutnya, keempat entitas budaya itu disebut Catur Sagotra yang memiliki satu garis Trah Mataram sehingga menjadi pewaris sah dari Budaya Mataraman.
“Masing-masing memiliki fungsi tersendiri, tetapi dalam satu jenis keutuhan atau gatra yang saling melengkapi. Dengan pengertian 'kesatutubuhan' itu, mengandung pesan bahwa kini adalah saat yang tepat agar keempat Dinasti Mataram itu kita bangun kembali menjadi Catur Sagotrah demi manunggalnya ikatan kekerabatan Trah Agung Mataram,” ucap Sri Sultan.
Ia berharap Catur Sagotra menjadi ruang ekspresi bagi seniman empat dinasti untuk mengenalkan tradisi dan kebudayaannya.
Catur Sagotra kembali digelar setelah pandemi Covid-19 pada Jumat (22/7). Kesenian tradisional itu diharapkan bisa menyatukan semangat 4 Dinasti Mataram Islam.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News