Tak Semua Kegiatan Mahasiswa UGM Bisa Dikonversi Jadi SKS, Ada Syaratnya
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berencana membuat sebuah terobosan yang bisa menghubungkan aktivisme mahasiswa dengan dunia akademik.
Bentuk penghubungan itu adalah mengonversi kegiatan mahasiswa di luar kampus menjadi bobot satuan kredit semester (SKS).
Wakil Rektor UGM Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni Arie Sujito mengatakan usulan itu merupakan rencana yang masih harus dibahas dan dimatangkan bersama.
Salah satu hal yang masih perlu dibahas adalah tentang kriteria atau syarat kegiatam mahasiswa UGM yang bisa dikonversi menjadi SKS.
Menurut dia, tidak semua kegiatan mahasiswa di luar akademik bisa bernilai SKS.
"Tentu ada syarat-syaratnya. Ini kan belum dijadikan SK (surat keputusan). Nanti ini bottom up dari prodi-prodi, kami lihat mana yang relevan. Namun, paling tidak kami sudah mendorong agar prodi terbuka untuk merekognisi aktivisme mahasiswa," ujar Arie, Jumat (12/8).
Konversi kegiatan aktivis mahasiswa menjadi bobot SKS, menurut dia, sejalan dengan Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.
Ia berharap rencana itu dapat menjadi bagian terobosan perbaikan kualitas pendidikan tinggi dalam 100 hari kerja Rektor UGM periode 2022-2027.
UGM membuat terobosan dengan memberikan bobot SKS terhadap kegiatan mahasiswa di luar akademik. Akan tetapi, ada syaratnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News