AMPPY Sebut Jogja Belum Inklusif, Banyak Sekolah Menolak Siswa Disabilitas
![AMPPY Sebut Jogja Belum Inklusif, Banyak Sekolah Menolak Siswa Disabilitas - JPNN.com Jogja](https://cloud.jpnn.com/photo/jatim/news/normal/2022/08/15/aliansi-masyarakat-peduli-pendidikan-yogyakarta-beri-perhati-xwus.jpg)
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Sejumlah praktik buruk penyelenggaraan pendidikan di Yogyakarta mendapat perhatian serius dari Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan Yogyakarta (AMPPY).
AMPPY menyebut praktik-praktik buruk penyelenggaraan pendidikan di Yogyakarta ini sangat kompleks.
Praktik buruk itu di antaranya adalah pungutan liar di sekolah, pembelian seragam, pelanggaran PPDB hingga penolakan terhadap siswa difabel.
Pegiat AMPPY Setya Adi Purwanta mengatakan salah satu yang sering terjadi adalah penolakan terhadap siswa berkebutuh khusus atau disabilitas.
Menurut Setya, inklusif seharusnya dipahami sebagai kebersamaan di dalam keberagaman.
Pada kenyataannya, kata dia, sekolah hanya menerima siswa yang dianggap mampu.
"Cilakanya yang tidak mampu gurunya, tetapi yang ditolak muridnya. Itu aneh. Dia mengatakan sekolah inklusif, tetapi lihat anak difabel datang bilangnya belum siap," kata Setya pada Jumat (12/8).
Oleh karena ketidakmampuan guru itu, lanjutnya, sang siswa disabilitas akhirnya diminta pindah ke Sekolah Luar Biasa (SLB).
AMPPY menilai permasalahan pendidikan di Yogyakarta salah satunya penolakan terhadap siswa disabilitas. Tak sejalan dengan jargol Jogja inklusif.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News