Kasus Ferdy Sambo Disinggung dalam Ospek UWM, Ambil Pelajaran
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Kasus polisi tembak polisi yang menyeret nama Irjend Fardy Sambo dan Brigadir J menyedot perhatian masyarakat luas.
Menurut Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Amin Abdullah, kasus tersebut merupakan problem karakter buruk yang bisa menimpa siapa pun dan merusak citra dalam sekejap.
"Ferdy Sambo itu semula orang hebat, pangkatnya tinggi, kaya, tetapi karakternya telah menghancurkan dirinya dalam hitungan detik," kata Amin dalam acara Studium Generale orientasi mahasiswa baru Universitas Widya Mataram pada Senin (5/9).
Menurut Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu, seseorang dikatakan berkarakter baik apabila ia ksatria dan mengakui secara jujur atas perbuatannya.
"Ferdy Sambo itu perwira, tetapi dia tidak menunjukkan sikap ksatria, awalnya dia tidak mengakui perbuatannya," katanya.
Akan tetapi, pada faktanya eks Kadiv Propam Polri itu tidak bisa menutupi rapat perbuatannya.
Amin menyebut nilai-nilai pendidikan kepolisian atau kemiliteran yang tidak melekat pada keseharian seorang prajurit bakal menjadi problem serius.
"Kita bisa bicara, jangan lakukan kekerasan. Faktanya sebagian dari kita melalukan kekerasan. Ini masalah budaya permisif," imbuhnya.
Kasus Ferdy Sambo menjadi topik dalam orientasi mahasiswa baru Universitas Widya Mataram pada Senin (5/9). Ada nilai yang bisa dipetik.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News