Pemkab Kulon Progo Harus Bikin Peta Pariwisata, Begini Saran Anggota Dewan
Istana mengatakan belanja wisatawan dengan tumpangan mobil pribadi lebih menjanjikan, khususnya di objek wisata di wilayah Bukit Menoreh, Kulon Progo.
"Wisatawan dengan tumpangan pribadi atau rombongan motor gede memiliki belanja rata-rata Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta per orang. Sedangkan rombongan bus rata rata belanja antara Rp 50 ribu - Rp 100rb per orang," katanya.
Penjabat Bupati Kulon Progo Tri Saktiyana mengakui pariwisata akan menjadi motor penggerak perekonomian Kulon Progo sehingga arah pengembangannya bukan mass tourism atau pariwisata massal, melainkan kualitatif tourism.
Oleh karena itu, ia mengharapkan bus-bus besar agar tidak masuk ke Kulon Progo karena tidak membawa dampak pada pertumbuhan UKM seperti rumah makan di wilayah ini.
"Kami batasi bus-bus besar yang masuk ke Kulon Progo. Bus boleh masuk, tetapi jangan sampai ke pelosok. Kami lebih suka wisatawan yang datang menggunakan mobil atau wisata keluarga yang bersifat kualitatif dengan harapan daya belanja mereka lebih tinggi," ucapnya.
Tri Saktiyana mengatakan Pemkab Kulon Progo melalui Dispar nantinya akan mengembangkan wisata dengan minat khusus, seperti wisata keolahragaan.
"Wisata minat khusus ini diharapkan mampu meningkatkan lama tinggal di Kulon Progo dan mendongkrak perekonomian masyarakat," katanya. (antara/jpnn)
Pemkab Kulon Progo diminta untuk membuat peta promosi pada masing-masing destinasi wisata yang ada di sana.
Redaktur & Reporter : Januardi Husin
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News