Sekolah Harus Memantau Kondisi Bangunan, Insiden di Gunungkidul Jangan Terulang

jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Sekolah-sekolah di Kota Yogyakarta diminta untuk rutin memantau kondisi bangunan agar insiden seperti di SD Muhammadiyah Bogor, Gunungkidul, tidak terulang.

Pada Selasa pagi (8/11) salah satu bangunan di SD Muhammadiyah Bogor, Gunungkidul, ambrol dan menimpa 12 siswa. Salah seorang siswa meninggal dunia.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta Budi Asrori mengatakan pihak sekolah bisa melapor jika menemukan ada kondisi bangunan yang berpotensi ambruk.

Menurut dia, selama ini sekolah-sekolah di Kota Yogyakarta sudah cukup rutin memantau kondisi bangunan mereka untuk mendeteksi potensi bencana dan melaporkan kebutuhan renovasi.

Di Kota Yogyakarta terdapat 116 bangunan sekolah negeri yang terdiri dari 11 TK, 89 SD dan 16 SMP yang harus diawasi dan dipastikan bangunan dalam kondisi yang laik digunakan dan aman.

Budi mengatakan bahwa Disdikpora telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUKP) terkait kebutuhan renovasi bangunan sekolah.

“Pekerjaan renovasi atau rehabilitasi total menyangkut konstruksi bangunan menjadi kewenangan DPUPKP, sedangkan rehabilitasi ringan bisa dianggarkan melalui kami dan sekolah bisa menangani kerusakan-kerusakan kecil atau pemeliharaan,” katanya.

Budi pun memastikan segera melakukan langkah antisipasi jika bangunan sekolah dinilai tidak layak dan membahayakan siswa atau guru saat kegiatan belajar mengajar.