Soal Insiden Ambruknya Atap SD di Gunungkidul, Begini Sikap Muhammadiyah
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Insiden ambruknya atap salah satu bangunan di SD Muhammadiyah Bogor, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, DIY pada Selasa pagi (8/11) mendapat perhatian serius dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Musibah itu membuat 12 pelajar terluka, satu di antaranya yang berinisial FA (12) meninggal dunia pada Selasa malam.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan bahwa organisasi kemasyarakatan itu bertanggung jawab penuh atas insiden tersebut.
"Muhammadiyah sepenuhnya bertanggung jawab," ujar Haedar Nashir di Sleman, seusai meresmikan Serambi Buya Syafii pada Kamis (10/11).
Haedar memastikan kasus runtuhnya atap SD Muhammadiyah di Gunungkidul telah ditangani langsung oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) setempat.
Agar kasus serupa tak berulang, ia telah menginstruksikan pengecekan secara seksama berbagai aset, khususnya bangunan sektor pendidikan milik Muhammadiyah.
Haedar meminta Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah hingga di tingkat bawah untuk memperhatikan kondisi seluruh sarana dan prasarananya.
"Kami instruksikan untuk segera dengan seksama mengecek berbagai bangunan yang terkadang (kerusakan) bangunan itu dari luar sering tidak kelihatan ya tapi ternyata di dalamnya roboh," kata dia.
Polres Gunungkidul menggandeng tenaga ahli Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengetahui penyebab runtuhnya atap SD tersebut dan telah memeriksa sepuluh saksi atas peristiwa itu.
PP Muhammadiyah bersikap tegas terkait ambruknya atas SD Muhammadiyah Bogor di Gunungkidul. Begini kata Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News