Keraton Jogja Menggelar Sekaten, Tetapi Tak Ada Pasar Malam, Ini Alasannya

Ia menambahkan bahwa saat ini Keraton Yogyakarta berupaya mengembalikan muruah sekaten.
Menurutnya, dahulu sekaten dijadikan sebagai wahana untuk penyebaran agama Islam melalui budaya.
"Saat itu masyarakat kurang hiburan atau belum banyak hiburan, sangat minim. Pada waktu itu penganut agama Islam memang tidak terlalu banyak di wilayah kita. Jadi, dengan adanya Sekaten, warga masyarakat berbondong-bondong menuju tempat tersebut. Setelah datang di area sekaten, berkumpul di situ, ada dakwah atau pengajian yang mengarah kepada masyarakat tentang keislaman,” ujar Kanjeng Tirta.
Kemudian, kolonial Belanda yang tidak senang melakukan siasat dengan cara membuat pasar malam untuk memecah kerumunan.
"Jadi, pasar malam itu sebenarnya tidak ada kaitannya dengan sekaten,” kata dia. (mcr25/jpnn)
Keraton Yogyakarta akan menggelar Garebeg Mulud dan Sekaten, tetapi meniadakan pasar malam. Ini alasannya.
Redaktur : Januardi Husin
Reporter : M. Syukron Fitriansyah
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News