Mubeng Beteng Tanpa Banyak Bicara, Ajang Refleksi Diri
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Paguyuban Abdi Dalem Keraton Yogyakarta menggelar tradisi mubeng beteng pada Minggu (7/7).
Tradisi ini digelar dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam atau Tahun Baru Jawa 1 Muharram 1446 H atau 1 Sura Je 1958.
Rute mubeng beteng meliputi Keben- Ngabean - Pojok Beteng Kulon - Plengkung Gading - Pojok Beteng Wetan - Jalan Ibu Ruswo - Alun-Alun Utara - Keben sejauh 4,5 kilometer.
Para abdi dalem akan berjalan tanpa alas kaki dan tanpa berbicara. Tidak sedikit pula masyarakat yang mengikuti tradisi ini dengan berjalan di belakang rombongan abdi dalem.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan tradisi ini sebagai bentuk refleksi diri.
"Kita dapat merefleksikan dalam satu tahun belakangan dan satu tahun kedepannya dengan umbul donga supaya diberikan kesehatan, keselamatan bagi keluarga Ngarso Dalem beserta seluruh keluarga besar Keraton Yogyakarta maupun seluruh masyarakat DIY," katanya.
Dian menjelaskan bahwa mubeng beteng telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) sehingga harus dilestarikan terutama pada nilai-nilai dan makna pentingnya.
Penghageng Kawedanan Reksa Suyasa Keraton Yogyakarta, KRT Kusumanegara mengatakan mubeng beteng kali ini sama seperti tahun sebelumnya.
Paguyuban Abdi Dalem Keraton Yogyakarta menggelar tradisi mubeng beteng dengan berjalan tanpa alas kaki dan tanpa berbicara.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News