Pentingnya Deteksi Dini Agar Kekerasan Seksual Tak Terjadi di Sekolah
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Terungkapnya kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh oknum guru honorer di salah satu SD di Yogyakarta makin menguatkan pentingnya proses seleksi tenaga pendidik.
Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta meminta sekolah dan dinas pendidikan makin selektif dalam menerima guru honorer.
Anggota Forpi Kota Yogayakarta Baharuddin Kamba mengatakan proses seleksi penerimaan tenaga bantu atau guru honorer perlu diperketat agar kejadian serupa tak terulang.
"Pengetatan proses seleksi penerimaan tenaga bantu atau honorer menjadi catatan penting agar kasus (kekerasan) tidak terulang," katanya pada Senin 15/1).
Polresta Yogyakarta baru saja menetapkan seorang tersangka berinisial JL (24) dalam kasus kekerasan seksual terhadap lima siswa SD.
Untuk mencegah kasus serupa, menurut Kamba, diperlukan asesmen awal penerimaan guru dengan melibatkan kalangan akademisi yang ahli di bidang ilmu psikologi.
"Agar dapat mendeteksi dini ada atau tidaknya potensi gangguan atau kelainan seksual. Ada atau tidaknya potensi yang mengarah tindakan kekerasan seksual atau pencabulan," ujar dia.
Kamba menegaskan deteksi dini menjadi hal penting untuk dilakukan agar pada saat proses belajar-mengajar tidak terjadi kekerasan, termasuk kekerasan seksual.
Deteksi dini dan seleksi guru menjadi poin penting untuk mencegah terulangnya kasus kekerasan seksual di sekolah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News