Mengapa Harga Tiket Pesawat Masih Mahal? Begini Kata Pakar UGM
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Harga tiket pesawat di Indonesia menjadi yang termahal di Asia Tenggara dan termahal nomor dua di dunia.
Pascapandemi Covid-19, tarif tiket pesawat untuk penerbangan domestik di Indonesia cukup tinggi dan belum menunjukkan adanya penurunan yang signifikan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bahkan menyoroti maskapai penerbangan yang masih memberlakukan harga tiket pesawat yang mahal.
Baca Juga:
Ahli Ekonomi Transportasi sekaligus peneliti senior Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM) Dwi Ardianta Kurniawan mengungkapkan sejumlah faktor yang membuat harga tiket pesawat di Indonesia masih mahal.
Menurut dia, ada beberapa aspek yang mempengaruhi harga tiket pesawat domestik, yaitu persaingan pasar penerbangan internasional rata-rata lebih ketat dan ketersediaan armada pascapandemi Covid-19 yang belum pulih, sementara permintaan konsumen cenderung sudah kembali normal.
Meski harga tiket pesawat selama ini diatur oleh pemerintah melalui Kementerian Perhubungan dalam bentuk pengaturan tarif batas atas dan bawah, ada beberapa pengaturan yang dilepaskan begitu saja ke pasar.
Misalnya, persetujuan tarif airport passenger service charge (PSC) di bandara dan biaya-biaya seperti surcharge untuk kenaikan bahan bakar pesawat.
“Terkadang pengaturan tersebut dilepas ke pasar, terutama untuk masa-masa seperti libur panjang saat demand sangat tinggi,” katanya Selasa (6/8).
Harga tiket pesawat domestik di Indonesia masih mahal pada waktu-waktu tertentu. Ini penyebabnya menurut pakar UGM.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News