8 Kejadian Serupa Tragedi Kanjuruhan, Polisi Pakai Gas Air Mata, Ratusan Orang Meninggal
Insiden itu pernah terjadi di Peru pada 1964 yang menewaskan 318 orang, Tripoli pada 1968 menewaskan 30 orang, Haiti pada 1976 yang menewaskan enam orang, Brazil pada 1985 yang menewaskan tiga orang, dan Zimbabwe pada 2000 yang menewaskan 13 orang.
Ada pula peristiwa di Afrika Selatan, Kongo dan Ghana pada 2021 yang juga menelan ratusan korban jiwa.
Dalam kasus Ghana, misalnya, ketika dua tim terkuat Accra Hearts of Oak dan Asante Kotoko berhadapan, pihak keamanan sebenarnya sudah mengantisipasi potensi rusuh dengan memperketat pengamanan.
Namun, begitu laga dimenangkan Accra dengan skor 2-1, pendukung Kotoko marah dengan melemparkan kursi stadion dan botol plastik ke dalam lapangan.
Polisi mengendalikan situasi dengan menembakkan gas air mata ke arah penonton.
Akan tapi, suporter panik dan berlarian ke pintu keluar untuk menghindari gas air mata. Setidaknya 126 orang tewas karena mengalami asfiksia, yakni kondisi ketika kadar oksigen dalam tubuh berkurang dengan salah satu penyebabnya adalah paparan asap atau zat kimia.
Beberapa waktu kemudian penyelidikan menyimpulkan polisi telah bertindak berlebihan dengan sembrono menembakkan gas air mata.
Gas air mata sebetulnya legal digunakan untuk membubarkan massa yang beringas. Namun, penggunaan gas air mata harus terukur karena zat kimia itu bisa menyebabkan orang merasa cemas, takut dan panik.
Insiden di Stadion Kanjuruhan bukan peristiwa pertama yang menelan ratusan korban jiwa. Setidaknya ada delapan kejadian serupa yang pernah terjadi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News