64 Ternak di Jogja Mati karena PMK, Gunungkidul Terbanyak
Mengacu data sebaran yang dilaporkan dalam sistem informasi kesehatan hewan nasional (iSIKHNAS), Gunungkidul menjadi kabupaten di DIY dengan jumlah kasus PMK tertinggi, yaitu 672 ekor ternak terinfeksi dengan 27 diantaranya dipotong paksa dan 30 ekor mati.
Berikutnya, Bantul tercatat 161 kasus dengan 25 ekor mati dan dua ekor dipotong paksa, Sleman 103 kasus, dengan delapan ekor mati dan empat sembuh, dan Kulon Progo ditemukan sebelas kasus, dengan satu ternak mati.
"Kota Yogyakarta sendiri hingga saat ini belum melaporkan adanya kasus PMK," ujar dia.
Menurut Syam, Pemerintah DIY telah mengambil beberapa langkah strategis untuk menyetop penyebaran PMK, salah satunya dengan memperketat pengawasan lalu lintas ternak di perbatasan wilayah serta di pasar-pasar hewan.
Hewan yang menunjukkan gejala PMK, seperti demam, sariawan, air liur berlebih, batuk, atau pilek bakal dilarang masuk ke pasar dan diminta kembali ke tempat asalnya.
"Kalau tanda-tandanya enggak sehat, diminta untuk pulang, tidak diperdagangkan," ujar dia.
Jika ditemukan sapi, kambing atau domba yang mati di pasar, lalu lintas ternak di pasar tersebut bakal ditutup sementara selama 14 hari untuk proses pembersihan dan desinfeksi.
Selain mengetatkan pengawasan, pihaknya juga terus menggencarkan vaksinasi pada ternak.
Puluhan ternak di Jogja mati karena terjangkit PMK dalam dua bulan terakhir. Kasus PMK di Jogja nyaris menembus seribu kejadian.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News