Makna Zakat Bagi Sri Sultan HB X, Lebih dari Sekadar Kewajiban
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Umat musim di Indonesia sudah mulai berbondong-bondong membayar zakat fitrah untuk melengkapi ibadah puasa bulan Ramadan.
Setelah zakat terkumpul, panitia biasanya akan langsung membagikan zakat tersebut sebelum masuk hari raya Idulfitiri.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengajak masyarakat di Jogja untuk memaknai zakat lebih dari sekadar menunaikan kewajiban.
"Zakat merupakan kewajiban bagi masyarakat Muslim, tetapi harapan saya kita punya kesadaran yang lebih baik, punya rasa empati yang lebih baik sama masyarakat," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (28/4).
Menurut dia, selain kewajiban, zakat bisa dimaknai sebagai modal sosial dan membangun semangat gotong royong.
"Kesadarannya tidak sekadar ini dasar agama, tetapi juga menjaga sebagai modal sosial," ucap Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Menurut dia, selama ini warga Yogyakarta punya modal sosial yang mampu mempercepat pemulihan bencana gempa bumi Yogyakarta pada 2006 maupun erupsi Merapi pada 2010.
"Saya ingin itu dijaga agar kemajuan dan tantangan zaman pun tetap memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk saling berbagi dengan mereka yang kurang beruntung. Itu bagi saya sangat penting," ujar Ngarsa Dalem.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X punya makna tersendiri tentang zakat. Tidak sekadar menunaikan kewajiban.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News