Sejarah Salat Id di Lapangan oleh Muhammadiyah

Senin, 02 Mei 2022 – 08:15 WIB
Sejarah Salat Id di Lapangan oleh Muhammadiyah  - JPNN.com Jogja
Yunus Anis masih memakai seragam tentara ketika menjadi imam salat Id di Alun-alun Utara Yogyakarta pada tahun 1957. Foto: Dok. H.M. Yunus Anis

jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Salat Idulfitri di tanah lapang sudah bisa dilakukan oleh masyarakat Kota Yogyakarta dan sekitarnya pada Idulfitri 1443 Hijriyah. 

Diperbolehkannya salat Id di tanah lapang dan masjid seiring dengan izin yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama Kota Yogyakarta dan Pemerintah Kota Yogyakarta. 

“Perkembangan kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta akhir-akhir ini sudah turun. PPKM pun sudah turun level sehingga salat Idulfitri bisa kembali digelar berjemaah di tanah lapang atau masjid,” kata Kepala Kantor Kemenag Kota Yogyakarta Nur Abadi pada Sabtu (30/4).

Bagi masyarakat Kota Yogyakarta pelonggaran dengan diperbolehkan salat Id di tanah lapang disambut dengan antusias setelah beberapa tahun terhalang pandemi.

Hal tersebut bukan tanpa alasan. Masyarakat Yogyakarta sendiri cukup akrab dengan salat Id di tanah lapang.

Dilansir dari laman resmi PP Muhammadiyah, organisasi masyarakat tersebut adalah yang pertama kali memperkenalkan praktik salat Id di tanah lapang.

Pada 1926 salat Id pertama kali digelar di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta. 

Haedar Nasir dalam bukunya berjudul Muhammadiyah Gerakan Pembaruan (2010) menuliskan Kiai Ahmad Dahlan telah berusaha keras memahamkan umat Islam untuk salat Id di lapangan.

Muhammadiyah adalah yang pertama kali memperkenalkan praktik salat Id di tanah lapang yang tetap dilaksanakan hingga saat ini. Ternyata begini sejarahnya.
Facebook JPNN.com Jogja Twitter JPNN.com Jogja Pinterest JPNN.com Jogja Linkedin JPNN.com Jogja Flipboard JPNN.com Jogja Line JPNN.com Jogja JPNN.com Jogja

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News

TERPOPULER

PERIODE:   6 JAM 12 JAM 1 HARI 1 MINGGU

Maaf, saat ini data tidak tersedia