Dampak Nyata PMK, Tukang Jagal di Bantul Tak Bekerja
jogja.jpnn.com, BANTUL - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terus bertambah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebabkan transaksi jual beli ternak tersendat.
PMK pada ternak juga mengganggu pasokan daging sapi dan kambing di DIY yang sebagian besar berasal dari Kabupaten Bantul.
Di Bantul, dalam kondisi normal setidaknya menyembelih 34 ekor sapi untuk didistribusikan ke seluruh pasar di DIY.
Namun, kasus PMK telah membuat para tukang jagal di rumah pemotongan hewan tidak bekerja karena memang tidak ada sapi yang akan dipotong.
"Rumah potong hewan masih tetap buka, tetapi jagal tidak memotong ternak. Kemarin saya cek belum ada pemotongan. Untuk besok kita tunggu perkembangannya," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo, Jumat (3/6).
Joko mengatakan ketersediaan ternak di pasar hewan Bantul turun hingga 30 persen, imbas penutupan pasar hewan di luar daerah.
"Ternak di Bantul kebanyakan dari luar Bantul, tetapi karena pasar hewan luar Bantul ditutup mereka tidak membeli. Makanya, di pasar hewan Imogiri Bantul kemarin itu di pasaran turun 30 persen, baik sapi dan kambing," kata dia.
Pasokan ternak di Bantul sangat tergantung pada peternak di Kabupaten Gunungkidul dan Magelang, Jawa Tengah.
PMK bukan hanya berdampak pada turunnya transaksi jual beli ternak. Beberapa tukang jagal pun tidak bekerja karena tidak ada ternak yang akan dipotong.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News