Alasan Pemkab Bantul Tak Menutup Pasar Hewan Meski Ratusan Ternak Suspek PMK
![Alasan Pemkab Bantul Tak Menutup Pasar Hewan Meski Ratusan Ternak Suspek PMK - JPNN.com Jogja](https://cloud.jpnn.com/photo/jatim/news/normal/2022/05/17/ilustrasi-waspada-hewan-ternak-terjangkiti-pmk-foto-antara-j-tumg.jpg)
jogja.jpnn.com, BANTUL - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat bahwa ada 460 ternak yang diduga atau suspek penyakit mulut dan kuku (PMK).
Sebanyak 35 di antaranya positif PMK berdasarkan hasil uji laboratorium.
Meskipun begitu, Pemerintah Kabupaten Bantul tak akan menutup pasar hewan seperti daerah lainnya di DIY.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo mengatakan keputusan itu diambil karena pihaknya tidak ingin memperburuk kondisi perekonomian masyarakat.
"Kami ingin memperbaiki perekonomian di sektor ternak," kata Joko, Kamis (9/6).
Keputusan tidak menutup pasar hewan juga diambil demi menjaga harga daging agar tetap stabil.
"Kemarin sudah dua tahun pandemi Covid-19 jangan sampai perekonomian turun lagi karena pasar hewan kami tutup. Pengalaman kemarin di kabupaten tetangga, ketika pasar hewan tutup, tidak ada pemotongan hewan selama tiga hari," katanya.
Sebagai upaya mencegah kasus PMK terus meluas, pihaknya akan lebih melakukan pengawasan lalu lintas ternak serta rutin menyemprot disinfektan ke kandang-kandang kelompok dan pasar hewan.
Pemkab Bantul tidak akan menutup pasar hewan meskipun suspek PMK di daerah itu sudah lebih dari 400 ekor. Apa alasannya?
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News