Warga Jogja Diminta Mewaspadai Leptospirosis, Angka Kematiannya Cukup Tinggi
Beberapa gejala leptospirosis, di antaranya demam, pusing, nyeri otot, nyeri betis, dan kekuningan di kelopak mata.
Baca Juga:
“Salah satu organ yang diserang adalah ginjal. Bahkan pasien bisa saja harus menjalani cuci darah,” katanya.
Leptospirosis disebabkan oleh bakteri leptospira yang bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka dan selaput lendir di mulut, hidung, dan mata.
“Biasanya, orang yang terjangkiti penyakit ini beraktivitas di daerah yang kotor, seperti tukang sampah atau saat kerja bakti membersihkan lingkungan,” katanya.
Endang menyarankan masyarakat agar menutup luka dan menggunakan sarung tangan saat hendak bekerja di tempat yang kotor.
“Menjaga kebersihan lingkungan juga penting agar tidak menjadi sarang tikus. Jangan sampai ada tumpukan sampah karena bisa mendatangkan banyak tikus,” katanya.
Tikus yang terinfeksi bisa menyebarkan bakteri leptospira melalui urine dan darah.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, temuan kasus leptospirosis terbanyak pernah terjadi pada 2015 dengan sekitar 20 kasus dan enam kematian.
Kasus leptospirosis tahun ini sudah melebihi kasus tahun lalu. Angka kematiannya pun cukup tinggi. Warga Jojga diminta waspada.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News