Ibu Siswi yang Dipaksa Berjilbab Akhirnya Buka Suara, Sindir Guru SMAN 1 Banguntapan

Herprastyanti menyebut apa yang dialami anaknya bukan karena masalah keluarga, tetapi karena perundungan dan ancaman yang dialami di sekolah.
"Kepada guru-guru yang merundung dan mengancam anak saya, saya ingin bertanya, 'Punya masalah apa Anda di keluarga sampai anak saya jadi sasaran?' Bersediakah bila kalian saya tanya balik seperti ini?" ucap dia.
Kasus dugaan pemaksaan berjilbab di SMAN 1 Banguntapan masih ditangani oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY.
Kepala Disdikpora DIY Suhirman mengungkapkan bahwa guru-guru yang diperiksa membantah ada pemaksaan berjilbab.
"Cuma mencontohkan dan mengajari cara memakai jilbab. Jadi, enggak ada (pemaksaan)," kata Suhirman, Selasa (2/8).
Guru BK SMAN 1 Banguntapan, kata dia, mengaku hanya menawarkan kepada salah satu siswi kelas X mengenai cara memakai jilbab karena siswi itu mengaku belum terbiasa memakai jilbab.
Setelah siswi tersebut menyetujui, lanjut Suhirman, guru BK kemudian mengajarkan cara menggunakan jilbab.
"Itu pun tidak langsung dipakaikan. Artinya, guru BK waktu itu sudah mengonfirmasi kepada siswinya untuk memakaikan jilbab," ujar Suhirman.
Ibu dari seswi SMAN 1 Banguntapan yang diduga dipaksa berjilbab akhirnya buka suara. Dia menyindir pihak sekolah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News