Makna Mendalam dari Prosesi Jamasan Pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti

Kamis, 04 Agustus 2022 – 18:12 WIB
Makna Mendalam dari Prosesi Jamasan Pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti - JPNN.com Jogja
Jamasan Pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti. Foto: Antara

jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Pemerintah Kota Yogyakarta menggelar acara budaya untuk mengambut datangnya bulan Suro penanggalan Jawa.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, proses budaya yang digelar Pemkot Yogyakarta adalah jamasan Tombak Kyai Wijaya Mukti.

Tombak Kyai Wijaya Mukti adalah pusaka dari Keraton Yogyakarta yang dibuat pada 1921 atau masa pemerintahan Sri Sultan HB VIII.

Pusaka tersebut kemudian diserahkan oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X kepada Pemerintah Kota Yogyakarta yang diterima oleh Wali Kota Yogyakarta R Widagdo.

Abdi dalem Keraton Yogyakarta KMT Harjosohaditaruno mengatakan bahwa jamasan pusaka memiliki arti membersihkan pusaka agar selalu dalam kondisi yang bersih dan terawat.
 
"Tidak ada maksud lain dari prosesi jamasan ini kecuali membersihkan pusaka dan menjaga pusaka agar selalu dalam kondisi baik," katanya, Kamis (4/8).

KMT Harjosohaditaruno mengatakan bahwa Tombak Kyai Wijaya Mukti saat ini dalam kondisi baik dan terjaga.
 
"Inti sari dari kegiatan prosesi jamasan tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja, kami menyelenggarakan dengan lebih meriah tahun ini karena kondisi pandemi dinilai lebih landai," kata dia.

Kemeriahan penyelenggaraan prosesi jamasan pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti tahun ini ditandai dengan penyelenggaraan kirab pusaka yang menempuh jarak lebih panjang dibanding tahun lalu serta adanya iringan musik gamelan selama prosesi berlangsung.
 
Saat pandemi seperti dua tahun terakhir, tidak dilakukan kirab karena pusaka langsung dijamas setelah dikeluarkan dari tempat penyimpanan di kantor Wali Kota Yogyakarta.
 
"Pada tahun ini, kirab dilakukan dengan mengelilingi kompleks Balai Kota Yogyakarta diiringi perwakilan dari seluruh kecamatan," katanya.

KMT Harjosohaditaruno mengatakan  
Jamasan diawali dengan melepas rangkaian melati yang menghiasi pegangan tombak dan sarung kemudian mata tombak dibersihkan dan dikeringkan untuk kemudian dikirab kembali ke tempat penyimpanan.
 
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetty Martanti mengatakan jamasan pusaka memiliki makna lebih dari sekadar membersihkan benda-benda pusaka.
 
"Ada makna lain dari prosesi atau ritual ini khususnya bagi Pemerintah Kota Yogyakarta yang memiliki pusaka tombak, yaitu membersihkan diri untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," katanya.

Pemkot Yogyakarta menggelar acara jamasan pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti untuk menyambut datangkan bula Suro. Prosesi itu punya makna mendalam.
Facebook JPNN.com Jogja Twitter JPNN.com Jogja Pinterest JPNN.com Jogja Linkedin JPNN.com Jogja Flipboard JPNN.com Jogja Line JPNN.com Jogja JPNN.com Jogja

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News