Hama Menyerang Bawang Merah, Petani Dibuat Deg-degan, Modal Mereka Puluhan Juta
"Setiap malam dari pukul 01.00 WIB sampai 05.00 WIB, kami menyiram tanaman bawang merah. Pada malam hari, ulat bertelur dan keluar dari dalam daun sehingga harus disiram air," katanya.
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo Juliwati mengatakan sudah ada beberapa langkah yang diambil untuk mengantisiapsi meluasnya hama ulat daun bawang merah.
Salah satunya dengan agensia hayati atau kimia sistemik yang dipadukan dengan pemasangan likat kuning untuk merangkap kupu-kupu sehingga hama tidak sempat kawin dan bertelur.
"Luas serangan hama ulat sebelas hektare dengan intensitas serangan sembilan persen atau serangan ringan," kata Juliwati.
Ia mengatakan DPP Kulon Progo juga merekomendasikan langkah antisipasi dan pengendalian, mulai dari sanitasi lingkungan, pemupukan berimbang.
Kemudian, apabila memungkinkan dan luasan, populasi masih rendah, ulat yang berada di bagian dalam batang bisa diambil secara manual dengan hati-hati.
Selanjutnya, penyemprotan dengan APH Beauveria bassiana dan Virus Se-NPV (Spodoptera exigua-Nuclear Polyhedrosis Virus), pemasangan likat kuning dan sek feromon untuk mengendalikan serangga di lapang.
Berdasarkan data DPP Kulon Progo, luas lahan kebun bawang merah di daerah itu mencapai 360 hektare yang tersebar di Desa Sukoreno 60 hektare, Tuksono tujuh hektare, Srikayangan 233 hektare dan Demangrejo 60 hektare. (antara/jpnn)
Petani bawang merah di Kulon Progo sedang deg-degan karena ulah hama ulat yang menggerogoti tanaman mereka. Modal menanam mencapai puluhan juta rupiah.
Redaktur & Reporter : Januardi Husin
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News